trading pattern

Posted on

Hai, Salam Sobat Haruun! Trading pattern atau pola perdagangan adalah salah satu hal yang penting dalam dunia trading. Dengan mengenali pola perdagangan, kita bisa memprediksi pergerakan harga dan mengambil keputusan yang tepat. Berikut ini adalah 20 trading pattern yang wajib Sobat Haruun ketahui:

1. Pola Double Top dan Double Bottom

Double Top adalah pola yang terbentuk ketika harga mencapai puncak dua kali dan gagal menembus level tersebut. Sedangkan Double Bottom adalah kebalikannya, yaitu harga mencapai dasar dua kali dan gagal menembus level tersebut. Pola ini sering digunakan sebagai sinyal reversal.

Contoh:

Double Top Double Bottom

2. Pola Head and Shoulders dan Inverse Head and Shoulders

Head and Shoulders adalah pola yang terbentuk ketika harga mencapai puncak yang lebih tinggi dua kali dan membentuk leher yang lebih rendah di antara keduanya. Sedangkan Inverse Head and Shoulders adalah kebalikannya, yaitu harga mencapai dasar yang lebih rendah dua kali dan membentuk leher yang lebih tinggi di antara keduanya. Pola ini sering digunakan sebagai sinyal reversal.

Contoh:

Head and Shoulders Inverse Head and Shoulders

3. Pola Rising Wedge dan Falling Wedge

Rising Wedge adalah pola yang terbentuk ketika harga membentuk puncak-puncak yang lebih tinggi namun dengan dasar yang sama. Sedangkan Falling Wedge adalah kebalikannya, yaitu harga membentuk dasar-dasar yang lebih rendah namun dengan puncak yang sama. Pola ini sering digunakan sebagai sinyal continuation.

Contoh:

Rising Wedge Falling Wedge

4. Pola Symmetrical Triangle dan Ascending Triangle

Symmetrical Triangle adalah pola yang terbentuk ketika harga membentuk puncak yang lebih rendah dan dasar yang lebih tinggi. Sedangkan Ascending Triangle adalah pola yang terbentuk ketika harga membentuk puncak yang sama namun dengan dasar yang lebih tinggi. Pola ini sering digunakan sebagai sinyal continuation.

Contoh:

Symmetrical Triangle Ascending Triangle

5. Pola Descending Triangle dan Pennant

Descending Triangle adalah pola yang terbentuk ketika harga membentuk puncak yang sama namun dengan dasar yang lebih rendah. Sedangkan Pennant adalah pola yang terbentuk ketika harga membentuk pola segitiga yang mengecil. Pola ini sering digunakan sebagai sinyal continuation.

Contoh:

Descending Triangle Pennant

6. Pola Bullish Flag dan Bearish Flag

Bullish Flag adalah pola yang terbentuk ketika harga membentuk pola segitiga yang mengarah ke atas setelah terjadi kenaikan harga yang signifikan. Sedangkan Bearish Flag adalah kebalikannya, yaitu pola segitiga yang mengarah ke bawah setelah terjadi penurunan harga yang signifikan. Pola ini sering digunakan sebagai sinyal continuation.

Contoh:

Bullish Flag Bearish Flag

7. Pola ABCD dan Gartley

ABCD adalah pola yang terbentuk ketika harga membentuk pola koreksi ABC dan kemudian melanjutkan trend utama dengan pola D. Sedangkan Gartley adalah pola yang terbentuk ketika harga membentuk pola koreksi ABCD dengan retracement tertentu. Pola ini sering digunakan sebagai sinyal reversal.

Contoh:

ABCD Gartley

8. Pola Bat dan Butterfly

Bat adalah pola yang terbentuk ketika harga membentuk pola koreksi AB=CD dengan retracement tertentu. Sedangkan Butterfly adalah pola yang terbentuk ketika harga membentuk pola koreksi AB=CD dengan retracement yang lebih ekstrem. Pola ini sering digunakan sebagai sinyal reversal.

Contoh:

Bat Butterfly

9. Pola Crab dan Cypher

Crab adalah pola yang terbentuk ketika harga membentuk pola koreksi AB=CD dengan retracement yang lebih ekstrem. Sedangkan Cypher adalah pola yang terbentuk ketika harga membentuk pola koreksi AB=CD dengan retracement yang lebih moderat. Pola ini sering digunakan sebagai sinyal reversal.

Contoh:

Crab Cypher

10. Pola Three Drives dan Shark

Three Drives adalah pola yang terbentuk ketika harga membentuk tiga drive dengan retracement tertentu. Sedangkan Shark adalah pola yang terbentuk ketika harga membentuk pola koreksi AB=CD dengan retracement yang sangat ekstrem. Pola ini sering digunakan sebagai sinyal reversal.

Contoh:

Three Drives Shark

11. Pola Engulfing dan Inside Bar

Engulfing adalah pola yang terbentuk ketika candlestick kedua sepenuhnya menelan candlestick pertama. Sedangkan Inside Bar adalah pola yang terbentuk ketika range candlestick kedua sepenuhnya berada di dalam range candlestick pertama. Pola ini sering digunakan sebagai sinyal reversal atau continuation.

Contoh:

Engulfing Inside Bar

12. Pola Hammer dan Shooting Star

Hammer adalah pola bullish yang terbentuk ketika candlestick memiliki shadow bawah yang panjang dan body kecil. Sedangkan Shooting Star adalah kebalikannya, yaitu pola bearish yang terbentuk ketika candlestick memiliki shadow atas yang panjang dan body kecil. Pola ini sering digunakan sebagai sinyal reversal.

Contoh:

Hammer Shooting Star

13. Pola Doji dan Spinning Top

Doji adalah pola yang terbentuk ketika candlestick memiliki opening dan closing yang sama atau hampir sama. Sedangkan Spinning Top adalah pola yang terbentuk ketika candlestick memiliki body kecil dan shadow yang panjang. Pola ini sering digunakan sebagai sinyal reversal atau continuation.

Contoh:

Doji Spinning Top

14. Pola Kicker Bullish dan Kicker Bearish

Kicker Bullish adalah pola yang terbentuk ketika candlestick kedua terbentuk dengan gap di atas candlestick pertama dan memiliki body yang lebih besar dari candlestick pertama. Sedangkan Kicker Bearish adalah kebalikannya, yaitu candlestick kedua terbentuk dengan gap di bawah candlestick pertama dan memiliki body yang lebih besar dari candlestick pertama. Pola ini sering digunakan sebagai sinyal reversal.

Contoh:

Kicker Bullish Kicker Bearish

15. Pola Morning Star dan Evening Star

Morning Star adalah pola bullish yang terbentuk ketika candlestick pertama adalah bearish, candlestick kedua memiliki range yang sempit, dan candlestick ketiga adalah bullish. Sedangkan Evening Star adalah kebalikannya, yaitu pola bearish yang terbentuk ketika candlestick pertama adalah bullish, candlestick kedua memiliki range yang sempit, dan candlestick ketiga adalah bearish. Pola ini sering digunakan sebagai sinyal reversal.

Contoh:

Morning Star Evening Star

16. Pola Harami Bullish dan Harami Bearish

Harami Bullish adalah pola yang terbentuk ketika candlestick kedua berada di dalam range candlestick pertama dan memiliki body yang lebih kecil. Sedangkan Harami Bearish adalah kebalikannya, yaitu candlestick kedua juga berada di dalam range candlestick pertama namun memiliki body yang lebih kecil. Pola ini sering digunakan sebagai sinyal reversal.

Contoh:

Harami Bullish Harami Bearish

17. Pola Tweezer Bottom dan Tweezer Top

Tweezer Bottom adalah pola yang terbentuk ketika dua candlestick memiliki shadow bawah yang sama dan terjadi setelah penurunan harga. Sedangkan Twe

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *