Hai, Salam Sobat Haruun! Bagi kamu yang baru terjun ke dunia saham, pasti merasa bingung dengan istilah “average saham”. Tenang saja, dalam artikel ini akan dijelaskan secara santai dan unik tentang cara average saham. Yuk, simak!
Apa itu Average Saham?
Sebelum membahas tentang cara average saham, pertama-tama kita harus tahu dulu apa itu average saham. Average saham adalah teknik untuk memperoleh harga rata-rata saham yang sudah dibeli. Dengan teknik ini, kamu bisa memantau apakah kamu sudah untung atau rugi dari investasi sahammu.
Kenapa Harus Average Saham?
Kenapa harus average saham? Karena dengan teknik ini, kamu bisa memperoleh harga rata-rata saham yang sudah dibeli. Dengan begitu, kamu bisa mengetahui apakah kamu sudah untung atau rugi dari investasi sahammu.
Cara Average Saham
Berikut adalah cara average saham yang bisa kamu terapkan:
- Hitung jumlah saham yang sudah dibeli
- Hitung total nilai investasi
- Hitung jumlah saham yang ingin dibeli
- Hitung total nilai investasi yang ingin dikeluarkan
- Hitung harga rata-rata saham
- Beli saham sesuai dengan harga rata-rata
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menghitung jumlah saham yang sudah dibeli. Misalnya kamu sudah membeli 100 lembar saham pada harga Rp1.000,- per lembar.
Setelah itu, hitung total nilai investasi yang sudah kamu keluarkan. Dalam contoh ini, total nilai investasi adalah Rp100.000,- (100 lembar x Rp1.000,-).
Jika kamu ingin membeli saham lagi, hitunglah jumlah saham yang ingin kamu beli.
Setelah itu, hitung total nilai investasi yang ingin kamu keluarkan untuk membeli saham tersebut.
Hitunglah harga rata-rata saham dengan rumus: (total nilai investasi awal + total nilai investasi yang ingin dikeluarkan) / (jumlah saham awal + jumlah saham yang ingin dibeli). Dalam contoh ini, harga rata-rata saham adalah (Rp100.000,- + Rp50.000,-) / (100 lembar + 50 lembar) = Rp1.166,67 per lembar.
Terakhir, belilah saham sesuai dengan harga rata-rata yang sudah dihitung sebelumnya.
Contoh Penggunaan Average Saham
Untuk memudahkan pemahaman, berikut adalah contoh penggunaan average saham:
Jumlah Saham | Harga Satuan | Total Nilai Investasi |
---|---|---|
100 lembar | Rp1.000,- | Rp100.000,- |
50 lembar | Rp1.200,- | Rp60.000,- |
Total | Rp160.000,- |
Dalam contoh di atas, kamu sudah membeli 100 lembar saham pada harga Rp1.000,- per lembar. Kemudian, kamu membeli lagi 50 lembar saham pada harga Rp1.200,- per lembar.
Jumlah saham yang sudah kamu beli adalah 150 lembar. Total nilai investasi yang sudah kamu keluarkan adalah Rp160.000,-. Harga rata-rata saham yang kamu miliki adalah (Rp100.000,- + Rp60.000,-) / (100 lembar + 50 lembar) = Rp1.066,67 per lembar.
FAQ
- Apakah average saham hanya berlaku untuk saham yang sama?
- Berapa kali bisa menerapkan teknik average saham?
- Apakah teknik average saham aman untuk investasi saham jangka panjang?
Ya, average saham hanya berlaku untuk saham yang sama.
Tidak ada batasan berapa kali bisa menerapkan teknik average saham. Namun, sebaiknya jangan terlalu sering melakukan average saham karena bisa mempengaruhi nilai investasi.
Ya, teknik average saham aman untuk investasi saham jangka panjang karena kamu bisa memantau apakah kamu sudah untung atau rugi dari investasi sahammu.
Kesimpulan
Demikianlah cara average saham yang bisa kamu terapkan. Dengan teknik ini, kamu bisa memperoleh harga rata-rata saham yang sudah dibeli. Dengan begitu, kamu bisa mengetahui apakah kamu sudah untung atau rugi dari investasi sahammu. Jangan lupa untuk selalu melakukan riset dan analisis sebelum memutuskan untuk membeli saham. Happy investing, Sobat Haruun!
Terimakasih telah mengikuti info terbaru dari haruun.com dan sampai jumpa kembali di artikel atau info menarik lainnya.