Cara Menghitung Saham dengan Santai dan Unik

Posted on

Hai, Salam para pembaca Haruun! Saham adalah salah satu instrumen investasi yang cukup populer di kalangan masyarakat. Namun, bagi sebagian orang, menghitung saham bisa menjadi hal yang membingungkan. Oleh karena itu, dalam artikel ini, kami akan menjelaskan cara menghitung saham dengan santai dan unik agar lebih mudah dipahami.

1. Apa itu Saham?

Saham adalah bagian kecil dari kepemilikan perusahaan yang diperdagangkan di pasar modal. Dengan membeli saham, kita menjadi bagian pemilik dari perusahaan tersebut dan berhak atas keuntungan perusahaan dalam bentuk dividen atau capital gain.

2. Bagaimana Cara Menghitung Harga Saham?

Untuk menghitung harga saham, kita perlu mengetahui harga pasar perusahaan dan jumlah saham yang beredar. Harga pasar perusahaan dapat dilihat dari harga saham terakhir yang tercatat di pasar modal. Sedangkan jumlah saham yang beredar bisa dilihat dari laporan keuangan perusahaan atau dari website Bursa Efek Indonesia (BEI).

Contoh:

Harga pasar saham perusahaan XYZ adalah Rp 10.000 dan jumlah saham yang beredar sebanyak 1.000.000 lembar. Maka, nilai pasar perusahaan XYZ adalah:

Nilai Pasar = Harga Saham x Jumlah Saham Yang Beredar

Nilai Pasar = Rp 10.000 x 1.000.000

Nilai Pasar = Rp 10.000.000.000

3. Bagaimana Cara Menghitung Dividen yang Diterima?

Dividen adalah bagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Untuk menghitung dividen yang diterima, kita perlu mengetahui persentase dividen yang diumumkan oleh perusahaan dan jumlah saham yang kita miliki.

Contoh:

Perusahaan ABC mengumumkan dividen sebesar 10% dari nilai nominal saham. Jika kita memiliki 1.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per lembar, maka dividen yang kita terima adalah:

Dividen = Persentase Dividen x Nilai Nominal Saham x Jumlah Saham yang Dimiliki

Dividen = 10% x Rp 1.000 x 1.000

Dividen = Rp 100.000

4. Bagaimana Cara Menghitung Capital Gain?

Capital gain adalah selisih antara harga beli dan harga jual saham yang kita miliki. Untuk menghitung capital gain, kita perlu mengetahui harga beli dan harga jual saham.

Contoh:

Kita membeli saham perusahaan DEF seharga Rp 5.000 per lembar dan menjualnya seharga Rp 7.000 per lembar. Maka, capital gain yang kita dapatkan adalah:

Capital Gain = Harga Jual Saham – Harga Beli Saham

Capital Gain = Rp 7.000 – Rp 5.000

Capital Gain = Rp 2.000

5. Bagaimana Cara Menghitung Earning per Share (EPS)?

Earning per Share (EPS) merupakan perhitungan laba bersih perusahaan yang dibagi dengan jumlah saham yang beredar. EPS sering digunakan sebagai indikator kinerja perusahaan.

Contoh:

Laba bersih perusahaan GHI sebesar Rp 1.000.000.000 dan jumlah saham yang beredar sebanyak 500.000 lembar. Maka, EPS perusahaan GHI adalah:

EPS = Laba Bersih / Jumlah Saham Yang Beredar

EPS = Rp 1.000.000.000 / 500.000

EPS = Rp 2.000

6. Bagaimana Cara Menghitung Price Earning Ratio (PER)?

Price Earning Ratio (PER) merupakan perbandingan antara harga saham dengan earning per share (EPS). PER sering digunakan sebagai indikator valuasi saham.

Contoh:

Harga saham perusahaan JKL sebesar Rp 10.000 per lembar dan EPS perusahaan JKL sebesar Rp 2.000 per lembar. Maka, PER perusahaan JKL adalah:

PER = Harga Saham / EPS

PER = Rp 10.000 / Rp 2.000

PER = 5

7. Bagaimana Cara Menghitung Return on Investment (ROI)?

Return on Investment (ROI) merupakan perhitungan keuntungan yang diperoleh dari investasi dibagi dengan modal awal yang dikeluarkan.

Contoh:

Kita membeli saham perusahaan MNO seharga Rp 5.000 per lembar dan menjualnya seharga Rp 7.000 per lembar. Modal awal yang dikeluarkan sebesar Rp 50.000. Maka, ROI yang kita dapatkan adalah:

ROI = (Keuntungan – Modal Awal) / Modal Awal x 100%

ROI = (Rp 7.000 – Rp 5.000) / Rp 50.000 x 100%

ROI = 40%

8. Bagaimana Cara Menghitung Beta Saham?

Beta saham merupakan ukuran risiko investasi saham dibandingkan dengan pasar secara keseluruhan. Beta saham dihitung dengan membandingkan pergerakan harga saham dengan indeks pasar.

Contoh:

Beta saham perusahaan PQR adalah 1,5. Jika indeks pasar naik sebesar 10%, maka saham perusahaan PQR diperkirakan akan naik sebesar:

Perubahan Harga Saham = Beta x Perubahan Harga Pasar

Perubahan Harga Saham = 1,5 x 10%

Perubahan Harga Saham = 15%

9. Bagaimana Cara Menghitung Debt to Equity Ratio?

Debt to Equity Ratio merupakan perbandingan antara utang perusahaan dengan modal sendiri perusahaan. Debt to Equity Ratio sering digunakan sebagai indikator keuangan perusahaan.

Contoh:

Perusahaan STU memiliki utang sebesar Rp 500.000.000 dan modal sendiri sebesar Rp 1.000.000.000. Maka, Debt to Equity Ratio perusahaan STU adalah:

Debt to Equity Ratio = Utang / Modal Sendiri

Debt to Equity Ratio = Rp 500.000.000 / Rp 1.000.000.000

Debt to Equity Ratio = 0,5

10. Bagaimana Cara Menghitung EBITDA?

EBITDA adalah singkatan dari Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization. EBITDA merupakan perhitungan laba sebelum bunga, pajak, penyusutan, dan amortisasi.

Contoh:

Laba perusahaan VWX sebelum bunga, pajak, penyusutan, dan amortisasi adalah Rp 2.000.000.000. Maka, EBITDA perusahaan VWX adalah:

EBITDA = Laba Sebelum Bunga, Pajak, Penyusutan, dan Amortisasi

EBITDA = Rp 2.000.000.000

11. Bagaimana Cara Menghitung Free Cash Flow?

Free Cash Flow merupakan perhitungan arus kas perusahaan yang tersedia untuk investasi atau pembayaran dividen setelah memperhitungkan pengeluaran modal.

Contoh:

Arus kas operasi perusahaan YZ sebesar Rp 1.500.000.000, pengeluaran modal sebesar Rp 500.000.000, dan pembayaran dividen sebesar Rp 200.000.000. Maka, Free Cash Flow perusahaan YZ adalah:

Free Cash Flow = Arus Kas Operasi – Pengeluaran Modal – Pembayaran Dividen

Free Cash Flow = Rp 1.500.000.000 – Rp 500.000.000 – Rp 200.000.000

Free Cash Flow = Rp 800.000.000

12. Bagaimana Cara Menghitung Intrinsic Value Saham?

Intrinsic Value Saham merupakan perhitungan nilai sebenarnya dari sebuah saham berdasarkan faktor-faktor fundamental perusahaan.

Contoh:

Perusahaan UVW memiliki laba bersih sebesar Rp 1.000.000.000, jumlah saham yang beredar sebanyak 500.000 lembar, dan tingkat pertumbuhan laba sebesar 10%. Jika tingkat diskonto sebesar 8%, maka nilai intrinsik saham perusahaan UVW adalah:

Intrinsic Value Saham = (Laba Bersih x (1 + Pertumbuhan Laba)) / (Tingkat Diskonto – Pertumbuhan Laba) x Jumlah Saham Yang Beredar

Intrinsic Value Saham = (Rp 1.000.000.000 x (1 + 10%)) / (8% – 10%) x 500.000

Intrinsic Value Saham = Rp 1.375.000

13. Bagaimana Cara Menghitung Market Capitalization?

Market Capitalization merupakan perhitungan nilai pasar perusahaan berdasarkan jumlah saham yang beredar.

Contoh:

Harga saham perusahaan XYZ adalah Rp 10.000 dan jumlah saham yang beredar sebanyak 1.000.000 lembar. Maka, Market Capitalization perusahaan XYZ adalah:

Market Capitalization = Harga Saham x Jumlah Saham Yang Beredar

Market Capitalization = Rp 10.000 x 1.000.000

Market Capitalization = Rp 10.000.000.000

14. Bagaimana Cara Menghitung Price to Earnings Ratio (P/E Ratio)?

Price to Earnings Ratio (P/E Ratio) merupakan perbandingan antara harga saham dengan earning per share (EPS). P/E Ratio sering digunakan sebagai indikator valuasi saham.

Contoh:

Harga saham perusahaan ABC adalah Rp 20.000 per lembar dan EPS perusahaan ABC sebesar Rp 2.000 per lembar. Maka, P/E Ratio perusahaan ABC adalah:

P/E Ratio = Harga Saham / EPS

P/E Ratio = Rp 20.000 / Rp 2.000

P/E Ratio = 10

15. Bagaimana Cara Menghitung Price to Book Value (P/BV) Ratio?

Price to Book Value (P/BV) Ratio merupakan perbandingan antara harga saham dengan nilai buku saham.

Contoh:

Harga saham perusahaan DEF adalah Rp 15.000 per lembar dan nilai buku saham perusahaan DEF sebesar Rp 10.000 per lembar. Maka, P/BV Ratio perusahaan DEF adalah:

P/BV Ratio = Harga Saham / Nilai Buku Saham

P/BV Ratio = Rp 15.000 / Rp 10.000

P/BV Ratio = 1,5

16. Bagaimana Cara Menghitung Return on Equity (ROE)?

Return on Equity (ROE) merupakan perhitungan laba bersih perusahaan dibagi dengan modal sendiri perusahaan.

Contoh:

Laba bersih perusahaan GHI sebesar Rp 1.000.000.000 dan modal sendiri perusahaan GHI sebesar Rp 5.000.000.000. Maka, ROE perusahaan GHI adalah:

ROE = Laba Bersih / Modal Sendiri

ROE = Rp 1.000.000.000 / Rp 5.000.000.000

ROE = 20%

17. Bagaimana Cara Menghitung Yield Saham?

Yield Saham merupakan perhitungan dividen yang diterima dibagi dengan harga saham

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *