Cara Menghitung Nilai Wajar Saham

Posted on

Hai, Salam para pembaca Haruun. Dalam investasi saham, menghitung nilai wajar saham sangatlah penting. Dengan mengetahui nilai wajar saham, investor dapat mengetahui apakah harga saham yang sedang beredar di pasar sudah overvalued atau undervalued. Pada artikel ini, kita akan membahas bagaimana cara menghitung nilai wajar saham dengan santai dan unik.

1. Apa itu Nilai Wajar Saham?

Nilai wajar saham adalah nilai intrinsik dari suatu saham berdasarkan kinerja keuangan perusahaan. Dalam istilah lain, nilai wajar saham adalah harga yang seharusnya dibayar oleh investor untuk membeli saham tersebut.

2. Mengapa Menghitung Nilai Wajar Saham Penting?

Investor dapat menggunakan nilai wajar saham untuk mengetahui apakah harga saham yang sedang beredar di pasar sudah overvalued atau undervalued. Jika harga saham melebihi nilai wajar saham, maka saham tersebut dianggap overvalued dan tidak layak dibeli. Sebaliknya, jika harga saham di bawah nilai wajar saham, maka saham tersebut dianggap undervalued dan layak dibeli.

3. Cara Menghitung Nilai Wajar Saham dengan Metode Dividend Discount Model (DDM)

Metode DDM menghitung nilai wajar saham dengan memproyeksikan dividen yang akan diterima investor di masa depan. Berikut cara menghitungnya:

  1. Hitung Dividen Per Saham (DPS) dari perusahaan dalam satu tahun terakhir.
  2. Proyeksikan DPS di masa depan dengan menggunakan pertumbuhan dividen rata-rata perusahaan selama beberapa tahun terakhir.
  3. Tentukan Tingkat Diskonto (Discount Rate) yang akan digunakan. Tingkat diskonto dapat dihitung dengan menggunakan rumus Cost of Equity (COE). COE adalah tingkat keuntungan yang diharapkan oleh investor dari investasi saham.
  4. Hitung Nilai Wajar Saham dengan menggunakan rumus DDM: Nilai Wajar Saham = DPS / (Diskonto – Pertumbuhan Dividen).

4. Cara Menghitung Nilai Wajar Saham dengan Metode Price to Earnings Ratio (P/E Ratio)

Metode P/E Ratio menghitung nilai wajar saham dengan membandingkan harga saham dengan laba per saham (Earnings Per Share/EPS). Berikut cara menghitungnya:

  1. Hitung EPS perusahaan dalam satu tahun terakhir.
  2. Tentukan P/E Ratio perusahaan dengan membagi harga saham dengan EPS.
  3. Bandingkan P/E Ratio perusahaan dengan P/E Ratio rata-rata industri yang sejenis.
  4. Hitung Nilai Wajar Saham dengan mengalikan EPS dengan P/E Ratio rata-rata industri.

5. Cara Menghitung Nilai Wajar Saham dengan Metode Price to Book Value Ratio (P/BV Ratio)

Metode P/BV Ratio menghitung nilai wajar saham dengan membandingkan harga saham dengan nilai buku per saham (Book Value Per Share/BVPS). Berikut cara menghitungnya:

  1. Hitung BVPS perusahaan dalam satu tahun terakhir.
  2. Tentukan P/BV Ratio perusahaan dengan membagi harga saham dengan BVPS.
  3. Bandungkan P/BV Ratio perusahaan dengan P/BV Ratio rata-rata industri yang sejenis.
  4. Hitung Nilai Wajar Saham dengan mengalikan BVPS dengan P/BV Ratio rata-rata industri.

6. Cara Menghitung Nilai Wajar Saham dengan Metode Discounted Cash Flow (DCF)

Metode DCF menghitung nilai wajar saham dengan memproyeksikan arus kas yang akan diterima investor di masa depan. Berikut cara menghitungnya:

  1. Proyeksikan arus kas perusahaan di masa depan selama beberapa tahun ke depan.
  2. Tentukan Tingkat Diskonto (Discount Rate) yang akan digunakan. Tingkat diskonto dapat dihitung dengan menggunakan rumus Cost of Equity (COE). COE adalah tingkat keuntungan yang diharapkan oleh investor dari investasi saham.
  3. Hitung Nilai Wajar Saham dengan menggunakan rumus DCF: Nilai Wajar Saham = (Arus Kas Tahunan / Diskonto) + (Arus Kas Tahunan x Pertumbuhan Perusahaan / Diskonto – Pertumbuhan Perusahaan).

7. Cara Menghitung Nilai Wajar Saham dengan Metode Earnings Yield

Metode Earnings Yield menghitung nilai wajar saham dengan membandingkan laba per saham (EPS) dengan harga saham. Berikut cara menghitungnya:

  1. Hitung EPS perusahaan dalam satu tahun terakhir.
  2. Tentukan Earnings Yield perusahaan dengan membagi EPS dengan harga saham.
  3. Bandungkan Earnings Yield perusahaan dengan Earnings Yield rata-rata industri yang sejenis.
  4. Hitung Nilai Wajar Saham dengan mengalikan EPS dengan Earnings Yield rata-rata industri.

8. Cara Menghitung Nilai Wajar Saham dengan Metode Price to Sales Ratio (P/S Ratio)

Metode P/S Ratio menghitung nilai wajar saham dengan membandingkan harga saham dengan pendapatan perusahaan per saham. Berikut cara menghitungnya:

  1. Hitung Pendapatan per Saham (Revenue Per Share/RPS) perusahaan dalam satu tahun terakhir.
  2. Tentukan P/S Ratio perusahaan dengan membagi harga saham dengan RPS.
  3. Bandungkan P/S Ratio perusahaan dengan P/S Ratio rata-rata industri yang sejenis.
  4. Hitung Nilai Wajar Saham dengan mengalikan RPS dengan P/S Ratio rata-rata industri.

9. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai Wajar Saham

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi nilai wajar saham, di antaranya:

  • Kinerja keuangan perusahaan
  • Tingkat suku bunga
  • Perkembangan ekonomi global
  • Regulasi pemerintah
  • Sentimen pasar

10. Kesimpulan

Menghitung nilai wajar saham sangatlah penting bagi investor dalam memutuskan apakah saham tersebut layak dibeli atau tidak. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung nilai wajar saham, di antaranya DDM, P/E Ratio, P/BV Ratio, DCF, Earnings Yield, dan P/S Ratio. Namun, investor harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai wajar saham sebelum mengambil keputusan investasi.

FAQ

  1. Apakah investasi saham selalu menguntungkan?
    Investasi saham memiliki risiko yang cukup tinggi, sehingga tidak selalu menguntungkan. Namun, dengan melakukan analisis yang tepat dan memilih perusahaan yang solid, investasi saham dapat memberikan keuntungan yang cukup besar.
  2. Apakah nilai wajar saham selalu akurat?
    Nilai wajar saham hanya merupakan estimasi dari nilai intrinsik suatu saham. Kinerja keuangan perusahaan dan faktor-faktor lainnya dapat berubah sewaktu-waktu, sehingga nilai wajar saham juga dapat berubah.
  3. Bagaimana jika harga saham melebihi nilai wajar saham?
    Jika harga saham melebihi nilai wajar saham, saham tersebut dianggap overvalued dan tidak layak dibeli. Investor sebaiknya menunggu harga saham turun atau mencari alternatif investasi lainnya.
  4. Apakah metode DCF selalu lebih akurat dibandingkan metode lainnya?
    Tidak selalu. Metode DCF membutuhkan proyeksi arus kas yang akurat dan memperhitungkan waktu nilai uang. Jika proyeksi arus kas tidak akurat, maka hasil perhitungan DCF juga tidak akurat.

Terimakasih telah mengikuti info terbaru dari Haruun.my.id dan sampai jumpa kembali di artikel atau info menarik lainnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *